Pengambilan data vegetasi dilakukan dengan metode kombinasi jalur dan garis berpetak. Jalur ditempatkan tegak lurus kontur untuk melihat variasi flora berdasarkan ketinggian. Ukuran jalur pengamatan adalah 20 m x 20 m, dibagi menjadi petak-petak sesuai tingkat pertumbuhan vegetasi:
Metode ini mencakup berbagai teknik untuk mendapatkan data flora dan fauna dengan akurat sesuai habitat masing-masing.
Klasifikasi tutupan lahan untuk Best Management Practices (BMP) digunakan dalam pengelolaan sumber daya alam.
Berikut adalah rangkuman klasifikasi tutupan lahan dalam bentuk tabel berdasarkan gambar yang kamu berikan:
No. | Kelas Tutupan Lahan | Deskripsi |
---|---|---|
1 | Hutan Lahan Kering Sekunder | Penutupan hutan di dataran rendah, perbukitan, dan pegunungan, termasuk bekas tebangan, lahan kering dengan jenis tumbuhan keras seperti hutan dataran rendah, kapur, batuan tua, dan rawa. |
2 | Hutan Mangrove Sekunder | Hutan bakau, nipah, dan nibung di sekitar pantai, menunjukkan bekas tebangan dan regenerasi. Tambak/sawah sering terdapat di lokasi bekas tebangan. |
3 | Semak Belukar | Bekas hutan lahan kering yang telah tumbuh kembali menjadi kawasan dengan vegetasi alami atau pohon jarang tanpa bekas tebangan yang jelas. |
4 | Pertanian Lahan Kering Bercampur Semak | Lahan pertanian di lahan kering, berselang-seling dengan semak dan bekas tebangan, termasuk lahan berlereng, berbatu, dan tanah karst. |
5 | Sawah | Lahan pertanian beririgasi atau sawah tadah hujan, termasuk rotasi tanaman seperti padi dan palawija. Memerlukan konfirmasi lapangan, terutama di rawa. |
6 | Tambak | Perikanan darat (ikan/udang) yang terlihat dari pola petakan di sekitar pantai. |
7 | Perkebunan/Kebun | Area perkebunan rakyat atau perusahaan, umumnya sulit dibedakan dari citra, memerlukan data tambahan. |
8 | Permukiman dan Tempat Kegiatan | Wilayah perkotaan, pedesaan, industri, menunjukkan pola alur rapat. |
9 | Pertambangan | Lahan terbuka untuk tambang terbuka (open pit) seperti batubara dan timah, serta area tailing ground. Pertambangan tertutup sulit diidentifikasi tanpa data tambahan. |
10 | Badan Air | Kenampakan perairan seperti laut, sungai, danau, waduk, termasuk terumbu karang dan padang lamun. Tambak dan sawah telah dikelompokkan tersendiri. |
Identifikasi jasa ekosistem dilakukan dengan pendekatan Common International Classification of Ecosystem Services (CICES) V5.2. Pendekatan ini mengklasifikasikan jasa ekosistem ke dalam tiga kategori utama, yaitu provisioning, regulating, dan cultural. Wawancara kepada masyarakat sekitar juga dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan jasa ekosistem di wilayah penelitian.
Setelah proses identifikasi selesai, tahap berikutnya adalah melakukan valuasi ekonomi jasa ekosistem. Metode yang digunakan adalah perhitungan langsung berdasarkan jenis jasa ekosistem yang dimanfaatkan serta data sekunder dari studi literatur. Penilaian dilakukan untuk mengetahui nilai jasa yang dimanfaatkan pada setiap kategori ekosistem.
Penilaian ekonomi jasa ekosistem didasarkan pada pengelompokan jenis jasa dan dihitung dengan kategori jasa yang termanfaatkan. Perhitungannya mencakup:
No. | Jenis Jasa Ekosistem | Metode Penilaian |
---|---|---|
1 | Provisioning Services | Meliputi biomassa yang dihitung dari hasil panen dikalikan frekuensi panen, harga, dan luas area. |
2 | Regulating Services | Meliputi mitigasi bencana dan pengaturan kondisi lingkungan yang dihitung berdasarkan luas area. |
3 | Cultural Services | Meliputi interaksi fisik dan intelektual dengan lingkungan, yang dinilai dari jumlah pengunjung. |